Silsilah Thoriqoh Shiddiqiyyah Sampai Kepada Syeikh Muctarulloh Al Mujtaba'
1. Robbul Arbab Alloh SWT.
2. Sayyidina Jibril AS.
3. Sayyidina Muhammad SAW.( 571-634M)
4. Sayyidina Abu Bakar As Shiddiq r.a.( 572-637M).
5. Sayyidina Ali krw.
6. Sayyidina Hasan r.a. bin Ali bin Abu Tholib.
7. Syeikh Imam Zainal Abidin r.a.
8. Syeikh Muhammad bin Ali bin Husain Al Baqir r.a.
9. Syeikh Imam Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain As-Shoddiq r.a.
10. Syeikh Musa bin Ja’far Al Kadzim r.a.
11. Syeikh Abil Hasan Ali r.a.
12. Syeikh Ma'ruf Al-Karohi r.a.( Wafat 201H/816M)
13. Syeikh Sirru Suqti r.a.( Wafat 253H/867M)
14. Syeikh Junaidi Al Baghdadi r.a.(Wafat 297H/910M)
15. Syeikh Abu Bakar Asibli r.a.(wafat 334H/946M)
16. Syeikh Abdul Wahid Attammimi r.a.
17. Syeikh Farabi At Turtusi r.a.
18. Syeikh Farabi At Turtusi r.a.
19. Syeikh Abil Hasan Ali Al Syaukari r.a.
20. Syeikh Abi Said Mahzumi r.a.
21. Syeikh Abu Muhammad Muhyidin r.a.
22. Syeikh Abdul Aziz r.a.
23. Syeikh Muhammad Al-Huttaqi r.a.
24. Syeikh Syamsudin r.a.
25. Syeikh Syarifudin r.a.
26. Syeikh Nurrudin r.a.
27. Syeikh Waliyuddin r.a.
28. Syeikh Hisyamudin r.a.
29. Syeikh Yahya r.a.
30. Syeikh Abu Bakri r.a.
31. Syeikh Abdul Karim r.a.( Lahir 1366M~Wafat1408M)
32. Syeikh Utsman r.a.
33. Syeikh Abdul Fatah r.a.
34. Syeikh Murodi r.a.
35. Syeikh Syamsudin r.a.
36. Syeikh Ahmad Hothi Al Makiyyi r.a.
37. Syeikh Ahmad Syuaib Jamali Al banteni r.a.
38. Syeikh Muhammad Muchtar bin Abdul Mu'thi – Muchtarulloh Al Mujtaba r.a. (Lahir Fajar hari Ahad Kliwon,28 Robiul Akhir 1347H- 14 Oktober 1928M), mulai mengajarkan Tarekat Shiddiqiyyah sejak tahun 1954 sebagai Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah
![]() |
Syaih Muhammad Muchtar bin Abdul Mu'thi – Muchtarulloh Al Mujtaba r.a |
Keterangan:
Muhammad bin Abdulloh, Nabi dan Rosululloh SAW lahir tahun 571M/53SH~Wafat 634M/10H.
Shohabat Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. lahir 573M/55SH~Wafat 637M/13H.
Shohabat Ali bin Abi Tholib krw. Lahir 595M/29SH~Wafat
Syaikh Sirris Suqthi, wafat 253H/867M adalah paman dari As Syaikh Junaidi Baghdadi, Murid dari As Syaikh Ma'ruf Al Karkhy Rohimakumulloh, jauh sebelum Imam Ghozali lahir.
Dasar Thoriqoh Shiddiqiyyah
Dasar Thoriqoh Shiddiqiyyah adalah Dan jika manusia tetap pada suatu Thoriqoh, pasti mereka akan mendapatkan air yang menyegarkan (Qs: Al-Jin: 16).
Berdasarkan Qs: Al-Jin: 16, ajaran Thoriqoh adalah ajaran agama Islam, bukan ajaran Ulama’ Salaf, yaitu Ulama pertengahan setelah para sahabat, sebagaimana anggapan sebagian kecil ummat Islam. Ajaran Thoriqoh dititikberatkan kepada ajaran Dzikrulloh. Masalah Dzikrulloh telah dicontohkan atau diajarkan oleh Nabi Besar Muhammad SAW. Disebut di dalam al-Qur’an Sungguh ada bagi kamu di dalam diri Rosul itu contoh yang bagus, bagi siapa saja yang ingin bertemu Alloh dan hari akhir, maka Dzikirlah kepada Alloh yang sebanyak-banyaknya(Qs: Al-Ahzab: 21).
Ajaran Thoriqoh / Dzikrulloh ini adalah ajaran yang bersifat khusus, artinya tidak akan diberikan / diajarkan kepada siapa saja, selama orang itu tidak memintanya. Oleh sebab itu untuk menerima ajaran Thoriqoh/Dzikrulloh ini harus melalui Bai’at, seperti keterangan dalam al-Qur’an Sesungguhnya orang-orang yang Baiat kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka Baiat kepada Alloh (Qs: Al Fath: 10).
Baiat adalah Bentuk Proses Ijab Kobul Pelajaran Untuk memperoleh pelajaran Shiddiqiyyah harus melalui proses pengajaran dan pengesahan ijab kobul antara seorang guru ( Mursyid atau wakil yang ditunjuk ) dengan murid, disebut Baiat. Baiat bukan sumpah setia kepada guru atau lembaga thoriqoh / organisasinya.Pelajaran Thoriqoh tanpa melalui proses Baiat, maka Barokah Ilmu Khusus dari Rosululloh SAW melalui guru-guru yang secara berantai, tentulah tidak dapat mengalir.
Arti Thoriqoh Shiddiqiyyah
Dari segi bahasa, Thoriq berasal dari kata Thoriq artinya Jalan, Shiddiqiyyah berasal dari kata Shiddiq artinya Benar. Jadi Thoriqoh Shiddiqiyyah artinya Jalan yang Benar, bukan jalan yang salah. Dan dikatakan Thoriqoh Shiddiqiyyah sebab:
1. Silsilahnya melalui Sayyidina Abu Bakar Shiddiq r.a.
2. Ajarannya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Besar Muhammad SAW.
Tujuan Thoriqoh Shiddiqiyyah
1. Manusia dididik, dibimbing, dituntun agar dekat kepada Alloh yang sebenar-benarnya dekat melalui praktek Dzikir Jahar Nafi Itsbat.
2. Manusia dididik, dibimbing, dituntun agar kenal kepada Alloh yang sebenar-benarnya kenal melalui praktek Dzikir Sirri Ismu Dzat Untuk tercapainya dekat dan kenal kepada Alloh, praktek Dzikir Jahar dan Sirri harus selalu ditingkatkan secara istiqomah.
3. Manusia dididik, dibimbing, dituntun agar menjadi manusia Taqwalloh, taqwa yang sebenar-benarnya Taqwa.
Untuk mencapainya ada 3 jalan pokok yang harus dilaluinya (dikerjakan), yaitu:
melalui Jalan Ibadah Sholat,Wahai seluruh manusia beribadahlah (Sholat) kepada Tuhanmu yang menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, barangkali kamu menjadi taqwa (Qs: Al-Baqoroh: 21).
melalui Jalan Puasa, Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, barangkali kamu menjadi Taqwa (Qs: Al-Baqoroh: 183).
melalui Jalan Dzikir, Dan tetapkanlah (hubungkanlah) jiwamu dengan kalimah Taqwa (Qs:Al fath: 26).
Faham Thoriqoh Shiddiqiyyah
Thoriqoh Shiddiqiyyah berfaham Tasawuf. Yang dimaksud faham tasawuf adalah faham kebersihan jiwa. Orang-orang Shiddiqiyyah adalah orang-orang Tasawuf, orang-orang yang selalu menjaga kebersihan jiwanya. Jiwa harus dijaga dan dibersihkan dari sifat-sifat yang kotor, tercela, tak terpuji, dan diisi dengan sifat-sifat suci, bersih, terpuji, sebagaimana perintah Rosululloh di dalam Hadits yang berbunyi Takholaku bi akhlakillah artinya: Berakhlaklah kamu dengan akhlaknya Alloh
Dan jiwa yang suci, bersih, terpuji itu harus dihayati, diresapi sampai menjadi kenyataan di dalam pergaulan sehari-hari, di masyarakat. Tanpa memiliki jiwa yang suci, bersih dan terpuji, tak mungkin kita bisa dekat, kenal dan taqwa kepada Alloh, meskipun Dzikrulloh kita kerjakan sebanyak-banyaknya, tersebut di dalam al Qur’an Maka diilhamkan kepadanya sifat Fujur dan sifat Taqwa, sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya (QS: Asy-syamsi: 8).
Pelajaran-pelajaran dalam Thoriqoh Shiddiqiyyah
Pelajaran-pelajaran di dalam Thoriqoh Shiddiqiyyah, secara garis besar dibagi dua:
1. Pelajaran Habluminalloh, yaitu pelajaran pokok yang cara mengajarkannya disebut Baiat. Yaitu: Baiat Dzikir Jahar-Nafi Isbat, Baiat Dzikir Sirri-Ismu Dzat, Baiat Thobib dan Baiat Fatihah
2. Pelajaran Habluminannas, yaitu pelajaran tambahan yang cara mengajarkannya disebut ijazah atau bimbingan. Contohnya amalan Salamun, amalan Surat Iqro 1-5, amalan wa alafa dan lain-lainya.
Cara Menuntut Ilmu dalam Thoriqoh Shiddiqiyyah
Untuk mendapatkan Ilmu di dalam Thoriqoh Shiddiqiyyah ditempuh Melalui Dua Jalur, yaitu:
1. Jalur Mujahadah sendiri, yaitu dengan cara mengerjakan baiat-an atau pelajaran yang sudah kita dapatkan dari Shiddiqiyyah secara Istiqomah.
2. Jalur Shillaturrohmi ke sesama warga, ke para kader dan terutama adalah ke para Kholifah, dan kalau memungkinkan langsung pada beliau Mursyid Shiddiqiyyah untuk menempuh kelanjutan ilmu-ilmu yang sudah kita miliki.
Delapan Kesanggupan Thoriqoh Shiddiqiyyah
Didalam thoriqoh shiddiqiyyah para murid-murid dengan segenap hati melaksanakan kesanggupan yang dikenal dengan delapan kesanggupan.
1. Sanggup Taat Kepada Alloh Ta'ala, Bakti Kepada Allah Ta'ala.
2. Sanggup Taat Kepada Rosululloh, Bakti Kepada Rosululloh.
3. Sanggup Taat Bakti Kepada Orang Tua ( Ibu – Bapak ).
4. Sanggup Bakti Kepada Sesama Manusia.
5. Sanggup Bakti Kepada Negara Republik Indonesia (Untuk warga negara Indonesia).
6. Sanggup Cinta Tanah Air Indonesia (Untuk warga negara Indonesia).
7. Sanggup Mengamalkan Thoriqoh Shiddqiyyah.
8. Sanggup Menghargai Waktu.
Pesantren Majma-Al Bahroin
Untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam melalui Thoriqoh Shiddiqiyyah, Mursyid thoriqoh Shiddiqiyyah mempimpin Pesantren dengan Nama Pesantren Majma-Al Bahroin, yang terletak di Desa Losari Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur. Di Pesantren ini ada dua sistem pengajaran, yakni sistem klasikal yang dinamakan Tarbiatul Hifdzul Ghulam Wal Banad, calon santrinya syaratnya umur 6th dan waktu belajarnya 12 tahun, kemudian dilanjutkan dengan Pendidikan Persiapan Madrashah Maqosidul Qur'an kemudian masuk ke Tarbiyah Madarsah Maqosidul Qur'an selama sekitar 3 tahun, dan Lanjutan Maqosidul Qur'an selama 2 tahun yang ajar langsung oleh Mursyid.
Adapun pengajaran untuk santri yang umurnya tanpa batasan adalah dalam bimbingan para kholifah untuk mendapatkan bimbingan Ilmu tasawuf, sambil mengembangkan bakat masing-masing.
Demikain yang dapat saya sampaikan ata perhatiaanyya diucapkan terima kasih, jika akan lebih jauh mengenal tentang toriqoh itu masuk saja di Pondok Majma’al Bahroin Losari Ploso Jombang.